Tanggung jawab seorang blogger

Diluar sana: terlalu banyak suara-suara yang sibuk mendiskusikan pilkada. Maka ijinkanlah saya untuk TIDAK menulis tentang hal-hal itu. Isyu-isyu itu terlalu “melelahkan” buat saya…

Alih-alih saya ingin menyuarakan sesuatu yang -mungkin- sedikit terlupakan oleh teman-teman blogger. Hmmm, saya hanya ingin memberikan sedikit saran yah….boleh? (boleh dong, ya?).

Ada titik kritis yang harus dilewati oleh seorang blogger pada saat menulis. Critical point di sini adalah saat-saat sebelum ia menyentuh/meng-klik tombol publish yang terletak di layar. Sesaat, sebelum ia mempublikasikan postingannya, ia (dalam bayangan saya) akan membaca ulang sekali lagi tulisannya. Mengecek kembali data-data dan validitas dari sumber-sumber yang ia kutip. Memperhatikan apakah tulisannya sudah cukup baik, layak ditampilkan dan tersebar di seluruh dunia (via internet).

Dengan kata lain, ada proses internalisasi yang cukup untuk berkaca dan bertanya: “Apakah yang sebetulnya ingin saya sampaikan pada dunia?”. Dalam hal ini, Anda harus mengingat bahwa Anda akan menuai apa yang Anda semai. Maksudnya, kalau hal-hal negatif yang Anda ingin Anda “muntahkan” di blog Anda, ada kemungkinan akan ada reaksi negatif yang akan menghampiri. Dan begitu juga sebaliknya (saya juga pengagum buku the Secret sih…).

Blog adalah sebuah medium pribadi. Ia adalah citra diri Anda di dunia maya. Dan sangat manusiawi, kalau Anda terkadang mengekspresikan kemarahan, kegelisahan dan kesedihan Anda disana. Tapi sebaiknya, hal ini dilakukan dengan cara yang tidak menyinggung orang lain (mungkin saya terlalu sopan yah?). Paling tidak, ada sebuah sikap kedewasaan yang bisa diekspresikan dalam penulisannya.

Entahlah, saya mungkin berpendapat bahwa menulis bukan hanya untuk menulis. Itu untuk sesama. Karena hidup lebih nikmat jika dijalani dalam kebersamaan dan bukan kesendirian…

Mungkin jika nanti ada pelatihan tentang blog, mungkin hal ini bisa menjadi hal penting yang harus diperhatikan.

Komunitas Blogger Subang (II): Sebuah Saran

Komunitas Blogger Subang (sudah) masuk koran. Alhamdulillah. Tapi sebetulnya ini hanyalah langkah awal dari sebuah perjuangan yang (saya pikir) cukup panjang. Kata komunitas di judul wadah ini, mensyaratkan adanya kadar pertemanan yang cukup diantara anggotanya. Sekaligus, adanya pola pergerakan yang mandiri dan konsisten dari para pengurusnya. Hal ini seharusnya tercermin dari program-program yang dijalankannya. Nah, berhubung saya tidak termasuk dari para pengurus komunitas ini, ijinkanlah saya berandai-andai jika saya adalah salah satu dari mereka.

Merujuk pada kata komunitas, maka seharusnya KBS tidak saja wadah tempat berkumpul para anggotanya di dunia maya. Harus ada juga acara dimana persahabatan, pertemanan atau kumpul-kumpul (offline). Ini tentu saja penting untuk saling bersilaturahmi, tukar menukar informasi. Jadi paling tidak, sekali sebulan lah ngumpul (sambil ngeliwet…hehehe).

Kemudian jika ada departemen pendidikan, semestinya ia bisa mengembangkan program sosialisasi blog ke sekolah atau kampus-kampus. Perkembangan komunitas sangat bergantung pada pertambahan jumlah anggotanya. Dan anggota ini sebagian besar adalah kaum muda yang sangat “melek tehnologi”.

Kemudian setahun sekali cobalah adakan pesta blogger Subang. Di situ ada award-award-an kayak apa lah. Blog pendidikan terbaik, blog gosip terseru, blog usaha paling sukses dan lainnya. Undang pembicara blog yang sukses dari Jakarta atau Bandung. Buat acara makan-makan sambil ngobrolin perkembangan terbaru di dunia blog. Kalau perlu ada permainan (games) dan hiburan (karaoke, band asal jangan berlebihan).

Kemudian, coba bikin 1 buah blog yang isinya keroyokan. Namakan saja …… (isi sendiri yah). Jadikan ini sebagai blog bersama. Bukan hanya satu buah website yang punya link dengan berbagai blog di luarnya.

yah, paling begini dulu deh….mungkin kalo ada pikiran lain, bakal di posting lagi yah…sukses deh…